Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog
PT. Equityworld Futures Semarang

Equityworld Futures Semarang – Dapat Suntikan Tenaga dari The Fed, Rupiah Juara Asia

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah masih menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (16/6/2020). Pengumuman dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tengah malam tadi memberikan suntikan tenaga bagi rupiah untuk menguat.

Saat pembukaan perdagangan, rupiah melemah 0,21% ke Rp 14.080/US$. Tetapi tidak lama, rupiah langsung berbalik menguat hingga 0,28% ke Rp 0,28% ke Rp 14.010/US$. Penguatan rupiah terpangkas dan mengakhiri perdagangan di level Rp 14.020/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dengan penguatan tersebut rupiah menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Bahkan, hingga pukul 15:03 WIB, selain rupiah hanya 3 mata uang yang menguat melawan dolar AS hari ini.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia

Sentimen pelaku pasar yang membaik, yang tercermin dari penguatan bursa saham, membuat rupiah kembali perkasa. Penguatan bursa terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Senin tengah malam waktu Indonesia mengumumkan mulai hari ini akan membeli obligasi perusahaan di pasar sekunder melalui program Secondary Market Corporate Credit Facility (SMCCF).

Program tersebut sudah diumumkan pada 23 Maret lalu, dan merupakan salah satu dari beberapa fasilitas yang dikeluarkan The Fed guna meredam dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian.

kunjungi
PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka

Bursa saham AS (Wall Street) yang anjlok di awal perdagangan berbalik melesat naik setelah pengumuman tersebut, dan berimbas ke bursa saham Asia dan Eropa hari ini.

Saat sentimen pelaku pasar membaik, maka aliran modal akan masuk ke negara-negara emerging market. Capital inflow terlihat di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 3,7 basis poin (bps) menjadi 7,202%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Saat harga naik, artinya permintaan sedang tinggi dan menjadi indikasi aliran modal masuk ke pasar obligasi yang menopang penguatan rupiah.

news edited by Equityworld Futures Semarang

 

 

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe:
Comment on this post