Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog
PT. Equityworld Futures Semarang

Equityworld Futures Semarang – Di Atas Angin, Rupiah Siap Ngegas Saat Dolar AS Ambles

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah menguat 0,38% ke Rp 14.560/US$ pada perdagangan Senin kemarin, melanjutkan kinerja positif sepanjang pekan lalu yang menguat lebih dari 1%.

Rupiah punya modal untuk terus menguat pada hari ini, Selasa (1/9/2020), baik dari eksternal maupun internal. Bahkan ada peluang sepanjang pekan ini bisa menguat lagi.

Dari eksternal dolar AS kembali nyungsep merespons kebijakan terbaru dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membuat rupiah mampu perkasa lagi.

Indeks dolar AS kemarin melemah 0,25% ke 92,144. Meski pelemahan tidak terlalu besar, tetapi indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini berada di level terlemah dalam lebih dari 2 tahun terakhir, tepatnya sejak 1 Mei 2018. Selain itu, pada hari Jumat pekan lalu juga melemahj 0,68%, dan pagi ini pukul 7:52 WIB turun tipis 0,02% ke 92,132

Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi. Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.

Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.

Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi, guna membantu perekonomian yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.

Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS.

Sementara dari internal, Bank Indonesia (BI) dalam laporan kebijakan Moneter Kuartal II-2020 menjelaskan potensi penguatan nilai tukar Rupiah tersebut didukung oleh inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah dan daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi serta premi risiko Indonesia yang turun.

kunjungi
PT. Equityworld Futures | Perusahaan Investasi Berjangka

 

Penurunan premi risiko yang tercermin dari (credit default swap/CDS) menandakan pelaku pasar meyakini bahwa risiko gagal bayar alias default semakin kecil. CDS tenor 5 dan 10 tahun berada di level terendah sejak awal Maret, sebelum pasar finansial Indonesia mengalami gejolak akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR mampu menguat setelah pekan lalu menembus dan bertahan di bawah US$ 14.730/US$, yang merupakan resisten (tahanan atas) kuat.

Level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

idr
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini berada di kisaran 50, jauh dari wilayah jenuh beli (overbought) maupun jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic kini bergerak menurun tetapi masih cukup jauh dari wilayah oversold, sehingga ruang penguatan masih terbuka lebar.

Rupiah kemarin sempat menyentuh level Rp 14.500/US$ yang menjadi support terdekat. Jika berhasil ditembus, Mata Uang Garuda berpotensi menguat ke Rp 14.420/US$ pada hari ini. Sementara target penguatan di pekan ini ke Rp 14.325/US$.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.600/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah kembali ke RP 14.660/US$. 

Ke depannya, selama tertahan di bawah Rp 14.730/US$, rupiah masih cenderung menguat.

news edited by Equityworld Futures Semarang

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe:
Comment on this post