Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog
PT. Equityworld Futures Semarang

Equityworld Futures Semarang – Setelah Dua Hari Melemah, Rupiah Akhirnya Berjaya Lagi

Equityworld Futures Semarang - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (29/1/2020) setelah melemah dua hari beruntun.

Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah menguat 0,11% ke level Rp 13.615/US$. Sayangnnya level tersebut menjadi yang terkuat bagi Mata Uang Garuda pada hari ini, setelahnya rupiah sempat melemah 0,09% ke Rp 13.642/US$.

Di akhir perdagangan, rupiah kembali ke zona hijau, berakhir di level Rp 13.620/US$.
 


Dengan penguatan hari ini, rupiah berakhir menghentikan pelemahan dua hari beruntun, sekaligus memperkuat posisinya sebagai juara dunia alias mata uang dengan kinerja terbaik sepanjang 2020.

Sepanjang tahun ini, rupiah sudah menguat 1,88% dan berada di level terkuat sejak Februari 2018. 

Mayoritas mata uang utama Asia melemah melawan dolar AS pada hari ini. Hingga pukul 16:30 WIB, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan kinerja terbaik dengan menguat 0,15%, disusul yen Jepang 0,11%. Rupiah dengan penguatan 0,07% menjadi terbaik ketiga sekaligus menjadi mata uang terakhir yang menguat hari ini. Mata uang Lainnya mengalami pelemahan.

Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Benua Kuning.



Penyebaran virus corona masih menjadi perhatian pada hari ini. Mengutip CNBC International, jumlah korban meninggal di China akibat virus corona hingga pagi ini bertambah menjadi 132 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 6.000 orang.

Jumlah kasus virus corona di China kini melebihi wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) pada 2002-2003 lalu sebanyak 5.327 kasus.

Virus corona pertama kali muncul di kota Wuhan China, dan kini telah menyebar setidaknya ke 16 negara. Kota Wuhan dengan jumlah penduduk mencapai 11 juta jiwa sudah diisolasi oleh pemerintah China.

Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas, bahkan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian China.

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe:
Comment on this post